Dia pandai melukis dan berkarya.
Dia pernah bergiat cergas di pusat seni lukis negeri.
Adik saya pun seorang pelukis.
Malah setiap lukisan di dinding rumah mak adalah hasil kerja dia.
Saya pun suka melukis
tapi tak leh banding dgn mereka lah.
Saya setakat hobby saja.
Setakat conteng conteng di dinding sekolah,
Anak2 saya ada yg suka melukis.
Yang sulung ada bakat melukis tapi terlalu sibuk untuk gilap bakat tu.
Ja lagi lah tak ada masa untuk melukis walau dia boleh melukis
Kimi tu kira so so saja lah...
Iffah? Iffah ikut belah papa dia, lukis cacing pun tak jadi cacing.
Anis lah yang agak menonjol.
Dia gemar lukis potret.
Dgn usia nya yg baru 12 tahun, dia mampu melukis potret.
Nak kata perfect tu tak lah,
but she will be a good artist insyaAllah.
Semalam tengok dia terbomgkok bongkok di meja tulis,
ingatkan duk study utk UPSR,
rupanya duk lukis potret bintang Kpop
Biarlah,
jangan kacau alat lukisan mummy dah.
Saya berhenti melukis potret bila satu kejadian yg amat melukakan terjadi dulu.
Potret yg saya lukis tu telah saya bakar.
Saya melukis dgn hati, setiap lakaran adalah kasih sayang.
Bila hati dilukai, gurisan pencil di potret menjadi tajam,
menyucuk hati.
Saya masih melukis sekarang cuma bukan potret.
Semenjak Ja sakit hobby melukis direhatkan sebentar.
Kalau saya di beri berus dan warna sekarang,
Hanya lukisan hati yg luka dapat saya hasilkan.
Saya tak nak bingkaikan lukisan duka di dinding jadi lebih baik saya tidak melukis.
Berus lukisan rehat dulu dalam bilik store.
Mungkin juga di situ selama lama nya.
No comments:
Post a Comment